Gizi Agar Buah Hati Sehat dan Cerdas
Kapasitas dan karakter seorang di kemudian hari, ditentukan dari proses bagaimana dia dibesarkan, temasuk bagaimana kualitas gizi dan stimulasi yang didapatkan. |
Pemenuhan kebutuhan gizi secara tepat, lengkap, dan seimbang akan saling memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak secara keseluruhan, seperti terhadap tulang, penglihatan dan daya tahan tubuh bahkan otak sebagai organ kecerdasan.
“Semua itu, mendukung kapasitas anak sehingga memiliki kemampuan yang optimal di kemudian hari,” papar Prof.Ir.H.Hardinsyah, MS. Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor (FEMA IPB).
Ya, gizi berperan penting agar tumbuh-kembang anak menjadi optimal dari berbagai unsur yang mencakup kognitif, motorik, bicara dan bahasa serta sosial-emosional. Yang penting diketahui juga, gizi memenuhi kebutuhan energi yang dibutuhkan anak untuk mempersiapkan otak sebagai hardware dalam proses pencerdasan.
Selain itu, gizi juga memberi peran penting guna membantu si kecil agar tidak rentan mengalami sakit di masa tumbuh kembangnya. Kondisi imunitas yang baik—karena asupan gizi yang baik-- tentunya akan mengurangi risiko anak terkena penyakit. Alhasil, tak sampai mengganggu proses tumbuh-kembang anak selanjutnya.
Sejak dalam kandungan
Hardinsyah menegaskan, kapasitas dan karakter seseorang di kemudian hari ditentukan dari proses bagaimana dia dibesarkan. Hal itu termasuk bagaimana kualitas gizi dan stimulasi yang dia dapatkan, bahkan sejak ia masih dalam kandungan.
Gizi yang baik akan mendukung proses pertumbuhan janin. Sejak hamil, pertumbuhan sel otak pada janin sudah harus dimaksimalkan, melalui gizi dan stimulasi. Oleh sebab itu pula, calon ibu perlu menyiapkan gizi yang tepat sejak awal masa kehamilan.
Penting diketahui, cikal bakal otak sudah terbentuk pada minggu ketiga kehamilan berupa lempeng saraf. Kemudian, pada minggu keempat berubah menjadi tabung saraf. Lalu, pada minggu kelima kehamilan mulai terbentuk otak besar, batang otak, otak kecil dan medulla spinalis.
Nah, setelah lahir ke dunia, periode yang penting untuk diperhatikan dalam pertumbuhan otak adalah usia 0-2 tahun. Kenapa? Pasalnya, rentang waktu tersebut merupakan periode emas (golden age) terjadinya perkembangan saraf otak yang tercepat, khususnya mielinisasi. Memang hingga usia 5 tahun perkembangan otak terus berlanjut meski tak secepat pada usia sebelumnya.
“Saat (periode emas) inilah masa puncak dari perkembangan otak anak yang akan menjadi fondasi bagi perkembangan otak selanjutnya,” ujar Hardinsyah.
Otak mengalami perkembangan yang luar biasa pada masa kanak-kanak. Bahkan hingga anak usia 2 tahun berat otak mencapai 75 persen otak dewasa. Selain itu, hingga usia 2 tahun pula, pertumbuhan dan perkembangan otak anak telah mencapai 90 persen.
Lalu apa fungsi otak? Banyak sekali. Otak ternyata yang mengatur seluruh bagian dalam tubuh, misanlya gerakan motorik, mengatur tekanan darah, sekresi, hormon, pernapasan, emosi bahkan mengatur suhu tubuh dan sebagainya. Tak heran bila otak disebut organ yang paling vital.
Nah, kembali lagi, faktor yang paling penting untuk pembentukan sel-sel otak pada masa periode emas adalah gizi. Adapun beberapa zat gizi yang berperan adalah glukosa, vitamin,mineral, asam linolenat, asam linoleat, asam amino esensial dan kolin tentunya. Setiap orangtua yang ingin anaknya cerdas tentu harus memenuhi kebutuhan asupan gizi anak-anaknya, demi meningkatkan kemampuan otak mereka agar optimal.
Seimbang
Di samping itu, hal lain yang tak kalah penting dalam pemenuhan gizi anak adalah asupan zat gizi makro dan mikro dari beragam makanan. Untuk memenuhi kebutuhan gizi, orangtua perlu memperhatikan asupan sumber makanan yang seimbang dan bervariasi. Karena itu, penuhilah kebutuhan gizi anak dengan menu yang mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral yang sesuai kebutuhan anak.
Sebagai contoh, karbohidrat bisa bersumber dari nasi dan kentang. Protein bisa diperoleh dari ayam, ikan, dan daging sapi. Lemak dari ikan, daging ayam, telur dan susu, vitamin dari buah-buahan, mineral dari sayuran dan susu. Tentunya, masing-masing asupan diharapkan seimbang setiap harinya.
Ada kalanya anak mengalami sulit makan. Meski begitu orangtua tak perlu khawatir atau menyerah. Lakukan strategi dengan selalu menyediakan menu makanan yang variatif. Tentunya dengan tetap memerhatikan unsur-unsur gizi seimbang. Alhasil, anak tidak akan mengalami kekurangan asupan gizi tertentu. Anak pun dapat bertumbuh dan berkembang secara optimal sesuai yang kita harapkan.
Sumber: kompas.com
Baca Selengkapnya ....